Mobile
Learning (M-Learning)
Mobile
Learning (m-Learning) adalah generasi berikutnya dari e-Learning dan berdasarkan pada perangkat
mobile. Satu keuntungan adalah ketersediaan
tinggi dari perangkat tersebut:
penetrasi pasar ponsel di Austria saat ini
pada tingkat 81% dan jumlahnya
terus bertambah. Hal ini dapat ditekankan bahwa mayoritas penduduk memiliki
ponsel yang mereka miliki di tangan sebagian
besar waktu. Akibatnya, m-Learning akan menjadi instrument penting untuk belajar sepanjang masa
(Andreas H, N Alexander, M Matthias 2004).
Mobile learning (m-learning) adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
dan perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat
tersebut dapat berupa PDA, telepon seluler, laptop, tablet PC, dan
sebagainya. Dengan mobile learning, pengguna
dapat mengakses konten
pembelajaran di mana saja dan kapan saja, tanpa harus mengunjungi suatu tempat tertentu pada
waktu tertentu. Jadi, pengguna dapat
mengakses konten pendidikan tanpa terikat ruang dan waktu.
Hardhono dan Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown (2001);Haryono dan
Alatas (2000) menyiratkan bahwa e-Learning itu merupakankonsep belajar jarak
jauh dengan menggunakan teknologi telekomunikasi dan informasi. Beberapa
kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran m-learning adalah
adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain terutama komputer,
kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan
komunikasi bila teralantara pengajar dan pembelajar.
Clark
Quinn (Quinn 2000) mendefinisikan mobile learning sebagai : “The intersection
of mobile computing and e-learning : accessible resources wherever you are,
strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective
learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location
in time or space”. O’Malley
et al. (2003) said that mobile learning is“ … any sort of learning
that happens when the learner is not at a fixed, predetermined location,
or learning that happens when
the learner takes advantage of
learning opportunities offered by mobile technologies.”
This is similar to John Traxler’s (2005) definition
that mobile learning is “… any educational
provision where the sole or dominant technologies are handheld or palmtop
devices.” Keegan (2005) tried to define mobile learning by the size
of the mobile device: “Mobile learning should be restricted to learning on
devices which a lady can carry in her handbag or a
gentleman can carry in his pocket.” Geddes
(2004) defined mobile
learning as “the acquisition of any knowledge and skill
through using mobile technology anywhere, anytime, that results in
an alteration in behaviour.”
Atas
dasar definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran
tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di
akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau
Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel,
laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam
belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon
genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses
belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif
dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam
proses belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk
mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile
phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu
sendiri.
Mobile
Learning dapat dimanfaatkan dan dikembangkan dalam membentuk budaya belajar
baru yang lebih modern, demokratis dan mendidik. Budaya belajar adalah bagian
kecil dari budaya masyarakat. Budaya masyarakat diartikan sebagai keterpaduan
keseluruhan objek, ide, pengetahuan, lembaga, cara mengerjakan sesuatu,
kebiasaan, pola perilaku, nilai, dan sikap tiap generasi dalam suatu masyarakat
yang diterima suatu generasi dari generasi pendahulunya dan diteruskan acapkali
dalam bentuk yang sudah berubah kepada generasi penerusnya (Kartasasmita,
2003).
Sumber Rujukan
Gary Woodille. 2011. Mobile
Learning. US; The Mc Graww-Hill Companies
Nurudin, Sistem Komunikasi
Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar