I. Pembelajaran Inkuiri
A.
Konsep Dasar Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran
inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran
inkuiri menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara
langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Pembelajaran ini sering juga dinamakan pembelajaran heuristic,yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan
kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi
siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan
permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang
perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di
dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta,
sebagaimana lazimnya dalam pengujian
hipotesis.
B. Karakteristik
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri
memiliki beberapa ciri, di antaranya:
Pertama,
pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya
sumber belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas mempunyai
peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia
harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi
kemudahan bagi kerja kelompok.
Ketiga, tujuan
dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip
berikut ini:
1.
Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama
dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan
demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
2.
Prinsip Interaksi. Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
3.
Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus
dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab,
kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
sebagian dari proses berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya
dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada
pembelajaran ini juga perlu dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu
bertanya dan mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4.
Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak
secara maksimal.
5.
Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Pembelajaran Inkuiri
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.
Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah :
(a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c)
merumuskan masalah.
2.
Mengembangkan hipotesis; kemampuan
yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan
menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan
yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
3.
Menguji jawaban tentatif; kemampuan
yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi
peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b)
menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data
dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat
hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend,
sekuensi, dan keteraturan.
4.
Menarik kesimpulan; kemampuan
yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan
kesimpulan
5.
Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
E. Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak
dianjurkan, karena memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1.
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif,
dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh
lebih bermakna.
2.
Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
3.
Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.
Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga
mempunyai kelemahan, di antaranya:
1.
Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2.
Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
4.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini
tampaknya akan sulit diimplementasikan.
II.
Pembelajaran Ekspositori
A. Konsep Dasar Pembelajaran Ekspositori
Pembelajaran ekspositori adalah
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa sehingga dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Menurut Killen (dalam Sanjaya, 2006) model
pembelajaran ekspositori ini sama dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) karena materi pembelajaran
disampaikan secara langsung oleh guru. Model pembelajaran Ekspositori menganut
paham behavioristik yang menekankan mahwa perilaku manusia pada dasarnya
merupakan keterkaitan antara stimulus dengan respon, sehingga dalam kegiatan
pembelajaran peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang sangat
menentukan. Pembelajaran ini menempatkan guru sebagai
sumber dan pemilik pengetahuan dan siswa bersifat pasif dengan hanya menerima
pengetahuan dari guru.
Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered). Pembelajaran ekspositori berbeda dengan ceramah. Perbedaan pembelajaran ekspositori dengan ceramah adalah dominasi guru yang dikurangi. Pada pembelajaran ekspositori guru hanya memberikan informasi pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan siswa.
Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered). Pembelajaran ekspositori berbeda dengan ceramah. Perbedaan pembelajaran ekspositori dengan ceramah adalah dominasi guru yang dikurangi. Pada pembelajaran ekspositori guru hanya memberikan informasi pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan siswa.
B.
Karakteristik Pembelajaran Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik metode pembelajaran
ekspositori di antaranya:
1.
Metode ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan
materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat
utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang
mengidentikannya dengan ceramah.
2.
Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi
pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang
harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3.
Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi
pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa
diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan
kembali materi yang telah diuraikan.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Ekspositori
Beberapa Prinsip dari metode pembelajaran ekspositori,
yaitu :
1.
Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini.
2.
Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan
sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari
seseorang (guru) kepada seseorang atau sekelompok orang (siswa). Pesan yang
ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan
disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingindicapai.
3.
Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi
sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan
mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
4.
Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori
harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih
lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga
untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui
proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Pembelajaran Ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan Metode
ekspositori, yaitu:
1.
Persiapan (Preparation).
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
a. Memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
b. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
c. Bukalah file dalam otak siswa.
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
a. Memberikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.
b. Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
c. Bukalah file dalam otak siswa.
2.
Penyajian (Presentation)
Langkah penyajian adalah langkah
penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang
harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi
pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu: (1)
penggunaan bahasa, (2) intonasi suara, (3) menjaga kontak mata dengan siswa,
dan (4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
3.
Korelasi (Correlation)
Langkah korelasi adalah langkah
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain
yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur
pengetahuan yang telah dimilikinya.
4.
Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk
memahami inti {core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
5.
Mengaplikasikan (Application)
Langkah aplikasi adalah langkah
unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Melalui langkah
ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman
materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di
antaranya: (1) dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah
disajikan, (2) dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang
telah disajikan.
E. Keunggulan dan Kelemahan Metode Ekspositori
Keunggulan Metode Pembelajaran Ekspositori,
diantaranya :
1.
Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi
pembelajaran, ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan.
2.
Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat
efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas,
sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3.
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa
dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga
sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan
demonstrasi).
4.
Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas
yang besar.
Kelemahan Metode Pembelajaran Ekspositori, diantaranya
:
1.
Hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak
memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi lain.
2.
Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan
setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan
bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3.
Sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4.
Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat
tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa
percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai kemampuan seperti
kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu
sudah dapat dipastikan proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5.
Kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri adalah suatu pembelajaran yang membuka kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kreatifitas berpikir dan bertindak dalam pembelajran.
Dalam hal ini guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator belajar sehingga
siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari sebuah permasalahan pembelajaran
yang dihadapinya. Sedangkan model pembelajaran ekspositori adalah suatu model
pembelajaran yang cara penyampaian materinya secara langsung oleh guru kepada
siswa dengan tujuan siswa dapat menguasai materi secara optimal. Materi yang
pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam model pembelajaran ekspositori
biasanya materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta,
konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehinga tidak menuntut siswa untuk
terlalu banyak mengembangkan kreatifitas berpikir dan bertindak dalam menemukan
masalah dalam pembelajaran yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar